Bad Vibes, Real Talk: Cantik Tapi Palsu
"Bad Vibes" adalah ungkapan populer yang digunakan untuk menggambarkan perasaan negatif atau tidak nyaman yang muncul dalam situasi atau hubungan tertentu.
Real Talk itu jelas ada karena Bad Vibes wajib dibumihanguskan. Artinya gini, semua omongan yang kurang mengenakkan itu kudu ditelan, dibuang dan gak usah dibawa kemana-mana.
Misalnya kita bisa saja belajar dari orang lain nih. Contoh, kamu sering liatin orang yang bawaannya kalem, asik-asik aja dan tenang di tempat umum. Cool gitu loh. Nah, yang muncul di benak pikiran kita adalah, gimana caranya seseorang itu yang terlihat tegar senyam senyum selalu setiap hari. Koq bisa? Semua itu bisa dilatih. Terkadang orang tidak mengeluh bukan berarti hidupnya mulus-mulus saja seperti daun kelor. Itu aura energinya yang bikin itu orang jadi gitu, cool! Trus gimana caranya?
"Live like a 5 (five) years old Kid." ketika kita masih kecil dulu dilatih untuk ketrampilan di sekolah. Apapun yang diajarkan kepada kita. Semuanya kita terima dengan baik. Kita jor-joran habis-habisan dapetin semuanya. Hati dan pikiran kita sepertinya tidak banyak terkontaminasi oleh faktor luar yang bisa mempengaruhi kita. Kita disuruh belajar baik itu olahraga atau seni musik, bernyanyi dan lainnya.
Semua hal positif dan energi yang tinggi datang dan tumbuh di diri kita. Ngomong-ngomong, kapan terakhir kali kamu latihan bernyanyi untuk lagu baru yang kamu suka?
Nah, istilah Bad vibes sering timbul dari interaksi sosial yang kurang menyenangkan. Bisa juga dari lingkungan yang buruk, yang memicu stres dan kecemasan tingkat tinggi. Kalau kamu mulai gak suka dengan lingkungan kerjamu? Cobalah menyukai barang-barang yang ada di sekitarmu. Kalau masih itu pun gak suka? Coba cintai (at least) dirimu sendiri. Banyak orang lupa untuk take-care atas dirinya sendiri.
Biar Semua Bisnis Lancar, mari ktia simak bersama bacaan santai di bawah ini.
"Sekali senyum curiga hilang. Dua kali senyum hati pun senang. Tiga kali senyum? Gigi Kering cuy!
Secara saintifik para ilmuwan membuktikan, senyum melibatkan otak dan merupakan hasil dari proses kimia dan sinyal saraf di dalam tubuh. Ketika seseorang tersenyum, otak mengirimkan sinyal ke otot-otot di wajah untuk menghasilkan gerakan senyum.
Ketika otot-otot di wajah berkontraksi, itu menghasilkan perasaan bahagia dan positif di dalam tubuh. Selain itu, senyum juga dapat merangsang pelepasan endorfin, hormon yang dapat mengurangi rasa sakit dan meningkatkan perasaan bahagia.
Oleh karena itu, senyum dapat memengaruhi suasana hati dan perasaan seseorang secara positif, bahkan jika senyum itu dipaksakan atau bukan karena perasaan yang benar-benar positif.
Kisah Inspiratif Seekor Anabul
Saya masih ingat sebuah cerita yang saya baca dan masih saya ceritakan ke temen-teman saya sampai sekarang. Kisah seekor anabul yang selalu berjalan pulang melewati sebuah pertokokan setiap kali ia berjalan menuju arah pulang ke rumahnya.
Dan di suatu hari kebetulan mood si anabul lagi sedih dan gak karuan. Ketika dia melewati komplek pertokoan tersebut dia melihat sebuah ruko yang dari jauh sudah sangat menarik perhatiannya. Karena pintu ruko juga terbuka, dia pun langsung masuk ke dalam. Sambil melangkah perlahan, Ia mulai melirik perlahan ke arah dalam karena penasaran. Alangkah terkejutnya ketika ia melihat ke dalam ruangan besar yang sangat luas dan lebar tersebut dan di dalamnya terdapat 1000 buah cermin yang sangat besar.
Dan ia pun terkagum melihat 1000 ekor anabul yang juga sedang dalam keadan sedih. Ia pun segera bergegas lari keluar dan cepat-cepat pulang ke rumahnya. Ia masih tidak sadar kalau cermin itu adalah refleksi dari dirinya yang juga lagi sedih.
Dalam hatinya ia berkata, "Gile, seumur-umur baru kali ini gue ngeliat 1000 ekor anabul yang sedih semua raut wajahnya." Keluhnya dalam hati. Ia pun sambil terus berjalan pulang dengan penuh rasa penasaran yang tinggi di dirinya.
Dan dalam beberapa waktu, hari pun berlalu. Satu minggu kemudian, di hari yang cerah itu si anabul lagi kegirangan karena baru mendapatkan hadiah dari teman-temannya yang merayakan ulang tahunnya. Dalam keadaan hati yang senang dan langkah kaki terbaiknya, dengan penuh riang gembira ia pun berjalan pulang.
Seketika ia pun mulai teringat akan ruko yang ia lewati minggu lalu itu. Lantas dengan langkah yang ringan dan semangat, ia pun bergegas lari ke dalam ruko dan mulai mengintip ke dalam ruangan yang luas itu. Alangkah Senangnya ia ketika melihat ada 1000 ekor anabul yang dalam keadaan Gembira menyambutnya dengan penuh tawa dan gairah.
Lantas ia pun berkata lagi dalam hati. "Ternyata hari ini semua orang juga sedang bergembira seperti saya." imbuhnya dalam hati sambil berkata. "Kalau gitu, mulai hari ini aku akan terus seperti ini dan tidak akan bersedih lagi."
Kalau memang senyuman bisa membuatku merasa bahagia. Apalah susahnya senyum dan lemparkan ke alam semesta yang luas tak terbatas ini. Begitulah ungkapan yang sangat menyentuh hati dan memperlihatkan betapa pentingnya senyuman bagi kebahagiaan kita.
Dari cerita ini kita belajar bahwa dimanapun kita berada. Jika kita selalu memasang wajah yang penuh senyum dan gembira. Otomatis orang di sekitar kita juga akan merefleksikan reaksi yang sama.
"When you put attentions, Energy Flows."
Sudahkah Anda Senyum Hari ini?
So, mending kalo lagi Bete atau kesel yah cepet-cepet dicari cara luapkan, jangan dipendam. Biar loe-loe pada gak kena demam Bad Vibes "Cantik Tapi Palsu!."
Topik ini sudah sangat lama ingin saya tuangkan ke dalam artikel. Mengenai zaman yang sudah berubah dengan sangat cepat ini. Teknologi memang merubah gaya dan cara hidup kita. Kehidupan bersosial yang membuat kita semakin lama semakin meninggalkan cara dan tradisi lama yang hangat akan suasana kebersamaan. Keaslian atau istilah "original taste" nya sudah mulai hilang.
Judul Bad Vibes, Real Talk ini lebih tertuju kepada Membangun Kepribadian Otentik dan Menolak Kebohongan. Yes, di era kebohongan ini kita harus tetap menjaga keaslian dari segala-galanya demi untuk bisa bertahan di dunia tipu-tipu yang serba tidak jelas ini. Tida dipungkiri apa yang kita lihat di sosmed dan kehidupan nyata memang berbanding terbalik.
Boleh dibilang 75% apa yang kita lihat di sosial media itu Cantik tapi Palsu! Yah, gak semuanya sih ya. Tapi memang hampir kebanyakan orang zaman sekarang mau dihargai dan dipandang dengan cara yang sesuai zamannya. Setujukah kamu apa yang banyak kamu lihat di dunia internet itu hampir sebagian besarnya adalah kepalsuan. Ini adalah masalah besar dalam dunia yang semakin terhubung secara digital ini.
Orang-orang tidak bisa lagi membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mereka tidak tahu apa yang harus dipercayai dan apa yang tidak. Oleh karena itu, salah satu alasan mengapa kita harus Membangun kembali fondasi dari Kepribadian asli dalam diri kita sendiri, untuk menemukan kebenaran yang sejati di dalam diri kita dan untuk memahami apa yang benar-benar penting dalam hidup ini. Real Talk, My Dear Friend! Not Talking Cock !
Do you know What you Want?
Oleh karena itu, membangun kepribadian dengan menolak kebohongan itu menjadi modal utama kita. Apalagi generasi penerus yang sekarang ini semua serba berani untuk tampil menonjol menjadi diri sendiri. Walaupun ada juga sebagian yang hilang jati diri dan tidak tau arah tujuan hidupnya mau kemana.
Apa iya mau terus hidup dengan penuh kepalsuan? Cobalah renungkan sesaat, dengan terjun menyelami lebih dalam lagi segala tantangan yang ada di hadapan kita. Kalau dulu masih menganggap mencari nafkah itu harus fokus dan bergantung ke satu mata pencaharian dan tidak melirik yang lain lagi. Lah, sekarang?! Kran Air kalau cuman satu yah tau aja gimana rasanya?
Di dalam kehidupan bermasyarakat tentunya banyak mengandalkan relasi dan kemampuan berkomunikasi seseorang. Walaupun lingkungan yang paling mempengaruhi seseorang itu bisa menjadi apa, namun komunikasi yang efektif bisa membawa kita menuju keluar dari lingkaran hidup yang monoton.
Semuanya Bisa Karna Biasa
Bagaimana kita mengatasi Bad Vibes dalam sebuah percakapan, dan bisa membangun kepercayaan dengan Real Talk? Saya sering menggambarkan ini dengan istilah Mulut dan Pantat. Jadi kalau omongin orang itu yah jangan beraninya dari belakang. Toh karena mulut kita kan di depan, jangan kayak pantat ngomong nya dari belakang. Dari hubungan baik yang dipupuk dan atas dasar kepercayaan yang dibangun itulah, kita bisa mulai mengetahui Bagaimana menghindari kebohongan dalam sebuah hubungan.
Dari sini kita belajar satu hal, Tulus dan Apa Adanya. (Bukan Ada Apanya? Daa..?!)
Terkadang skill berkomunikasi malahan ditentukan dari seberapa banyaknya kita bertanya ke lawan bicara kita. Dan dari situlah kemampuan mendengarkan dengan tulus itu kita latih. Lama-kelamaan membawa kita ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Belajar bagaimana menghadapi konflik dengan jujur demi menghindari drama dan bisa fokus ke solusi untuk menyelesaikan masalah dengan dewasa. Berani coba? Rasakan perbedaannya.
Bad Vibes Vs Real Talk
Nah, kalo tadi pas di awal banyak omongin Bad Vibes. Nih disini kita netralisir dan seimbangkan dengan Real Talk like a gentlemen. Bukan Talk Cock yang digambarkan dengan ungkapan kata-kata tidak berfaedah yang sampah semua. Jadi Real Talk itu juga berpengaruh terhadap kesehatan mental kita yah.
Dalam kehidupan sehari-hari kita misalnya. Gimana kita di saat ketemu strangers di luaran sana dan memulai membuka percakapan sehingga energi dan aura kita juga bisa sefrekuensi dengan orang baik di luaran sana. Terapkan prinsip "Let's Have A Good Conversation." Dimanapun kita berada.
Real Talk bisa juga memancing seseorang yang selama ini terbiasa memendam dan menyimpan emosi dan ekspresinya. Contoh, orang depresi suka merasa cemas dan tidak tenang. Yah namanya juga sudah kena ke mental. Makanya kita usahakan membangun hubungan baik dengan mengatasi konflik, bangun kepercayaan dan saling menghargai sesama.
Jika rasa takut dan penundaan yang sering dialami menghambat pergerakan seseorang. Atau istilah procastination ini yang paling banyak melanda anak-anak muda. Sangking banyak maunya, jadi gak tau deh mau mulai dari yang mana dulu. Thats why kita itu kudu ada orang yang bisa ngeliatin blind spot kita dan terus bergerak maju ke depan dengan penuh optimis. Dari situ baru bisa muncul pemikiran untuk mengambil tindakan demi mengubah hidup kita. Karena orang dengan tujuan hidup yang jelas yang bener-bener bisa hidup dan menemukan arti sejati dalam hidupnya demi mencapai impiannya.
So, kalau kita sudah faham dan terbiasa dengan membangun kepribadian kita tanpa kebohongan. Kita sudah tidak lagi terjebak dalam jaring palsu yang berkepanjangan. Apalagi bicara balik tentang isu Harga diri di sosial media. Kadang kita sampe males ikutin terlalu banyak. Cantik di luar, palsu di dalam. Lagian bukan kerjaan kita juga kan buat membongkar kecantikan palsu yang ada di era digital ini. Cukup kita tau sendiri dan jauhkan dari diri kita sendiri.
I'm Bad, but I'm Not FAKE! Keep it Real! Ciao
Posting Komentar untuk "Bad Vibes, Real Talk: Cantik Tapi Palsu"