Secangkir Ilmu Paham
Secangkir Ilmu Paham
Edisi Kali ini lebih santai dan bebas, siapkan secangkir kopi panas dan rasakan kenikmatan udara serta angin yang segar. Judul Secangkir ilmu paham siap membuat kita jadi lebih paham apa arti hidup dan kualitas berfikir kita, dan yang pastinya juga berkaitan dengan inspirasi, kreasi dan imajinasi kita.
Tingkat terbawah yang paling mendasar dalam ilmu pengetahuan adalah Pemahaman.
Dari "Pemahaman" atau kata dasarnya "PAHAM", dari inilah tingkat kejernihan berfikir seseorang terlihat, logika berjalan serta kerendahan hatinya juga. Ilmu tidak membutakannya, namun malah menjadikannya lebih kaya ilmu.
Tingkat ke 2 terbawah adalah Kurang Paham.
Orang yang kurang paham ini akan terus belajar sampai akhirnya dia paham. Dia akan terus bertanya untuk mendapatkan simpul-simpul pemahaman yang benar. Nah, dari sini jelas bahwa syarat untuk menjadi pintar adalah dengan banyak bertanya. So, if you dont know, ASK!
Pas dengan filosofi para pujangga dan orang-orang hebat yang sudah menerapkannya sedari dulu.
Naik setingkat lagi adalah mereka yang Salah Paham.
Salah Paham itu biasanya karena emosi sesaat yang sesat, yang terlalu dikedepankan, sehingga ia tidak sempat berfikir jernih. Dan ketika mereka akhirnya paham, mereka biasanya meminta maaf atas semua kesalah-fahamannya. Jika tidak, ia akan naik ke tingkat tertinggi dari ilmu. Apa itu?
Nah, tingkat tertinggi dari ilmu itu adalah GAGAL PAHAM
Gagal Paham ini biasanya lebih karena kesombongan. Karena merasa sudah berilmu, ia sudah tidak mau lagi menerima ilmu atau masukan dari orang lain. Ia selalu merasa cukup dengan pendapatnya sendiri. Parahnya lagi, ia sudah tidak menyadari bahwa pemahamannya yang gagal paham itu bisa menjadi bahan tertawaan orang yang paham. Ia tetap bangga dengan dirinya.
Lantas muncul pertanyaan, kenapa Paham ada di tingkat paling bawah? Sementara Gagal Paham ada di tingkat yang paling tinggi? Apa ga terbalik?
Sadar gak sih? Ilmu padi itu semakin merunduk semakin berisi? Begitu juga dengan manusia, ilmu yang semakin banyak atau orang yang semakin paham akan semakin membumi, down to earth. Dia akan menjadi bijaksana karena akhirnya ia tau bahwa sebenarnya ia tidak tahu apa-apa. Thats why istilah yang disebut adalah BIJAKSANA dan bukan BIJAK SINI.
Seyogiyanya adalah kita tetap harus bisa menerima semua ilmu yang datang dari mana pun asalnya. Tanpa melihat siapa, tetapi kita lebih tertuju kepada apa yang disampaikan ke kita. Kita juga paham ilmu itu seperti air yang hanya mengalir ke tempat yang lebih rendah. Semakin kita merendahkan hatinya, semakin tercurahkan ilmu tersebut kepadanya.
Sementara Gagal Paham itu adalah ilmu tingkat tinggi? Nah, kalau itu analogi perumpamaannya adalah ibarat BALON GAS yang ada di atas awan. Ia terbang tinggi dengan segala kesombongannya, tetapi tidak ter-arah.Masalahnya ia tidak mempunyai pijakan yang kuat sehingga mudah ditiup angin tanpa mampu menolak. Akhirnya yang ada ia dibawa kemana-mana sampai lupa jalan pulang, yah gak pulang-pulang. Bener kan? Yang ada ia tersesat dengan pemahamannya dan lambat laun akan dibinasakan oleh kesombongannya sendiri.
Sampai disini sudah paham? Mari seruput kopinya, biar gak keburu dingin walaupun si kopi pernah panas. Jadi yang perlu kita ingat adalah akal akan berfungsi dengan benar ketika hatimu merendah. Ketika hatimu meninggi, maka ilmu juga lah yang akan membutakan si pemilik akal.
Nikmatnya secangkir kopi yang terisi oleh inspirasi, tanpa kita sadari KOPI itu adalah singkatan dari Ketika Otak Perlu inspirasi.
"Lidah Orang Bijaksana berada di dalam hatinya, dan hati orang dungu berada di belakang lidahnya."
Ilmu pengetahuan itu tidak pernah ada habisnya. Makin digali makin terasa dangkal. Jadi jika ada orang yang merasa sudah tau segalanya, berarti ia sama sekali tidak tau apa-apa.
Salam Sibelancar, Situs Semua Bisnis Lancar.
Posting Komentar untuk "Secangkir Ilmu Paham"